"Tapi kemudian berkembang. Hal ini disebabkan banyak relawan yang mau menyumbangkan ilmunya," kata Bejo, Minggu (26/3/2017).
Bejo menambahkan, kegiatan belajar dan mengajar di sekolah itu digelar pada Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 12.00.
Jumlah siswanya sebanyak 30-an orang.
Salah satu siswa, Dewi Sandrawati, menilai sangat banyak manfaat ikut sekolah setiap Minggu di lokalisasi prostitusi itu.
Ia bisa mengetahui jenis penyakit menular, terutama HIV/AIDS.
Selain itu, ia juga mendapat tambahan ilmu tentang undang-undang kekerasan dalam rumah tangga.
"Pernah juga, kami mendapat pelajaran membatik," katanya.
Dewi berharap, semua penghuni lokalisasi bisa memanfaatkan sekolah ini. Sebab, masih ada PSK yang malas-malasan. Kadang ikut, kadang tidak.
Alaska dan Gambir Langu
Salah satu relawan dari Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB), Sunarti, mengaku selain Alaska, sebenarnya sekolah PSK juga didirikan di lokalisasi prostitusi Gambir Langu (Gbl) Kaliwungu, Kendal.
Namun, ketika ditinggalkan oleh LSM Gra Metra, sekolah itu mati suri.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Intisari,Tribun Bali |
Penulis | : | Rissa Indrasty |
Editor | : | Nesiana |