"Terus pendarahan, itu udah hilang kesadaran, muntah-muntah, aku ingetnya setelah itu caesar, tapi waktu caesar enggak bisa diselamatkan bayinya," jelas Eca dengan suara bergetar.
Diakui Eca, ia sangat sedih dan bersalah karena kehilangan anak kelimanya, tapi dirinya tetap berusaha bangkit dan mengambil sisi positif.
"Menghibur dirinya mungkin aku dalam kondisi kayak gini belum dipercaya sama Allah untuk ada bayi ini," kata Eca.
Berbicara mengenai ruptur uteri, ini adalah kondisi yang sangat fatal dialami ibu hamil.
Dirangkum Grid.ID dari Healthline, ruptur uteri adalah komplikasi persalinan yang menyebabkan rahim ibu robek sehingga bayi tergelincir.
Hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat pada ibu dan bisa mencekik bayi.
Kondisi ini mempengaruhi kurang dari 1 persen wanita hamil.
Ruptur uteri hampir selalu terjadi pada wanita dengan bekas luka rahim dari persalinan caesar sebelumnya atau operasi rahim lainnya.
Baca Juga: Dari Gerakan di Dalam Perut, Kita Bisa Tahu Jenis Kelamin Si Calon Buah Hati loh!
Risiko seorang wanita mengalami ruptur uteri juga meningkat kalau pernah operasi caesar.
Inilah sebabnya mengapa dokter dapat merekomendasikan bahwa wanita yang pernah melahirkan secara caesar menghindari persalinan pervagina (normal) pada kehamilan selanjutnya.
Kelahiran pervaginam setelah persalinan caesar sebelumnya dimungkinkan, tetapi akan dianggap berisiko tinggi dan harus dipantau secara ketat.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |