"Saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya," imbuh dia.
al-Maghari: Hatiku Hancur Melihat Jenazah Anak-anak
Jenazah yang paling banyak diterima al-Maghari adalah anak-anak dan perempuan.
"Yang paling menyedihkan bagi saya adalah saat membungkus (jenazah) anak-anak," ucap al-Maghari.
"Hati saya hancur saat saya mengumpulkan anggota badan (jenazah) anak-anak yang terkoyak dan memasukkannya ke dalam satu kain kafan. Apa yang telah mereka lakukan?" imbuh dia.
Al-Maghari yang terkadang bekerja dengan asistennya, membungkus jenazah yang tiba di rumah sakit.
Baca Juga: 5 Fakta Film Inshaallah A Boy, Jadi Pembuka JWCW 2023 dan Dibintangi Artis Palestina
Ia memulai kegiatannya sekitar pukul enam pagi hingga delapan malam, tanpa henti.
"Saya memulai hari saya dengan membungkus orang mati dan terbunuh, mulai jam enam pagi sampai jam delapan malam tanpa henti," kata dia kepada AlJazeera setelah mencuri waktu sejenak untuk salat Asar.
Beberapa jenazah yang tiba sudah dalam kondisi membusuk dengan tulang terlihat, setelah berhari-hari tergeletak di bawah reruntuhan bangunan yang dibom.
Selain itu, ada pula jenazah yang tiba dalam keadaan tercabik-cabik, beberapa terbakar, hingga tak bisa dikenali lagi, kisah al-Maghari.
Luka-luka yang ada di para jenazah sangat asing bagi al-Maghari.