Meskipun keputusan akhir harus lahir dari kata hati, namun sudut pandang lain mungkin membantumu menemukan jalan.
Selain itu, kamu juga meyakinkan diri dengan menerima insight dari buku yang Zahid rekomendasikan, The Dip, karya Seth Godin tentang bertahan dan berhenti.
Dari sana ia mengetahui bahwa saat yang tepat untuk berhenti adalah saat-saat awal kita merasakan red flag tersebut, bukan saat kita sudah terlalu mendalaminya.
Privilege is Real
Saat menceritakan tentang keputusannya untuk berhenti, Zahid Ibrahim menekankan bahwa keputusan yang ia buat berada dalam safety net yang cukup.
Oleh karenanya, penting untuk memahami kemampuan dan kapasitas diri untuk mengimplementasikan keputusan yang kita ambil.
Ada orang-orang yang harus bertahan untuk melanjutkan hidup, juga orang-orang yang harus bertahan karena itulah satu-satunya jalan untuk meraih profesi atau gelar yang diimpikan.
Saat berada dalam posisi ini, akan sangat baik apabila kamu tetap bertahan.
Namun, saat kita punya privilege yang cukup, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena mengetahui bahwa kita pernah punya pilihan untuk berhenti dan mencari jalan lain tapi tidak kita lakukan hanya karena rasa takut yang jangka pendek.
Mensyukuri Kegagalan dan Menjadi Lebih Bahagia
Bagi Zahid Ibrahim, kegagalan adalah bagian integral dari belajar.
Meskipun ia melihat pengunduran dirinya sebagai kegagalan, namun ia bersyukur pernah mengalami kegagalan itu karena membawanya ke banyak hal yang lebih cocok dengan hidupnya saat ini.
5 Arti Mimpi Melihat Sepasang Merpati, Benarkah Tanda Jodoh Sudah Dekat? Simak Penjelasannya
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |