Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini
Grid.ID - Brian Armstrong diduga pernah nikah dengan Raline Shah.
Inilah sosok Brian Armstrong yang ternyata CEO platform uang kripto.
Kekayaan Brian Armstrong sungguh fantastis.
Sosok Brian Armstrong tiba-tiba menjadi sorotan publik karena hubungannya dengan Raline Shah.
Dikatakan bahwa Brian Armstrong dan Raline Shah pernah menjalin pernikahan, namun kini telah bercerai.
Isu tentang pernikahan dan perceraian Brian Armstrong serta Raline Shah muncul setelah cuitan CEO Coinbase itu mengumumkan pernikahannya dengan seorang wanita bernama Angela Meng.
Cuitan Brian Armstrong pun mendapat respons dari netizen yang mengingatkan masa lalunya, di mana ia pernah menikah dengan Raline Shah.
Melansir dari Kompas.com, Brian Armstrong lalu memberikan penjelasan terkait isu pernikahannya dengan aktris Raline Shah.
Miliarder yang juga merupakan CEO platform cryptocurrency Coinbase ini menegaskan bahwa ia tidak pernah menikah dengan Raline Shah.
Brian Armstrong baru saja melangsungkan pernikahan dengan Angela Meng, yang merupakan sahabatnya sejak lama.
Isu mengenai pernikahan Brian Armstrong dengan Raline Shah muncul bersamaan dengan unggahannya yang menampilkan foto pernikahan dengan Angela Meng, yang berlangsung pada awal Oktober 2024.
"Saya menikah akhir pekan lalu dengan pasangan juga sahabat saya, Angela Meng! Tidak sabar untuk membangun kehidupan bersama," tulis Brian Armstrong di akun X-nya, dikutip Kamis (10/10/2024).
Pengumuman tersebut memicu berbagai respons dari warganet mengenai kabar pernikahan Brian dengan Raline Shah yang berakhir dengan perpisahan.
Menanggapi hal ini, Brian Armstrong meluruskan informasi yang beredar mengenai pernikahannya dengan Raline Shah.
"Melihat beberapa informasi yang salah di luar sana. Saya belum pernah menikah sebelumnya," tulis Brian Armstrong di X.
Meskipun begitu, ia tetap mengucapkan terima kasih kepada warganet yang menunjukkan perhatian padanya.
"Namun terima kasih atas minat kalian," kata Brian Armstrong.
Isu pernikahan antara Raline Shah dan Brian Armstrong berkembang setelah muncul beberapa foto kebersamaan mereka.
Selain itu, berita ini semakin menguat setelah situs berita crypto asal India, CoinGape, memuat profil Brian Armstrong.
Lalu siapakah sosok Brian Armstrong?
Melansir dari TribunLampung.co.id, Nama Brian Armstrong bukanlah sosok yang asing di industri cryptocurrency.
Ia adalah CEO Coinbase, sebuah perusahaan yang menawarkan layanan platform perdagangan sekaligus dompet digital yang dapat digunakan oleh pengguna untuk menyimpan berbagai aset kripto, termasuk NFT.
Coinbase merupakan platform perdagangan dan dompet mata uang kripto yang berasal dari Amerika Serikat, diluncurkan pada Juni 2012.
Brian Armstrong, seorang mantan engineer di Airbnb, bersama Fred Ehrsman, mantan trader di bank investasi AS Goldman Sachs, adalah dua tokoh yang mendirikan platform Coinbase ini.
Coinbase dikenal sebagai platform mata uang kripto yang populer karena antarmukanya yang intuitif dan ramah bagi pemula.
Sebagai platform perdagangan mata uang kripto, pengguna dapat membeli, mengelola, dan menjual aset kripto yang mereka miliki.
Pengguna dapat dengan mudah melakukan pembelian mata uang kripto menggunakan rekening bank atau kartu debit.
Coinbase juga menyediakan layanan dompet digital yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan berbagai aset kripto, termasuk NFT.
Selain itu, pengguna dapat menemukan berbagai fitur yang membantu investor mempelajari berbagai jenis kripto di Coinbase.
Pengguna juga dapat memantau pergerakan harga mata uang kripto dan nilai aset kripto yang dimiliki kapan saja, melalui situs web atau aplikasi Coinbase yang tersedia di iOS dan Android.
Coinbase juga diketahui menawarkan layanan kartu kredit bagi pelanggan yang ingin melakukan pembelian menggunakan kripto, seperti yang dilaporkan oleh KompasTekno dari CNET pada Jumat (16/4/2021).
Baca Juga: Raline Shah Bakal Nikah? Sang Ayah Diduga Ngode Calon Suami sang Artis, Sosoknya Bukan Main-main!
Menurut situs resmi Coinbase, platform ini telah beroperasi di 100 negara dan memiliki 56 juta pengguna terverifikasi, meningkat dari 43 juta di akhir 2020, dan 32 juta pada 2019.
Platform ini mendukung 50 jenis cryptocurrency, termasuk Bitcoin (BTC), Bitcoin Cash (BCH), Ethereum (ETH), Ethereum Classic (ETC), hingga Litecoin (LTC).
Ada juga mata uang kripto seperti Basic Attention Token (BAT), 0x (ZRX), dan USD Coin (USDC) yang tersedia di beberapa wilayah tertentu.
Meskipun terkenal di kalangan investor cryptocurrency, Coinbase juga tidak terlepas dari berbagai kontroversi.
Beberapa trader kripto merasa kurang puas dengan praktik yang diterapkan oleh Coinbase. Hal ini disebabkan oleh biaya administrasi yang dikenakan saat melakukan jual-beli kripto dianggap terlalu tinggi.
Diketahui bahwa Coinbase mengenakan biaya sebesar 0,5 persen, sementara platform lain mematok biaya mulai dari 0,05 persen hingga 0,1 persen.
Selain itu, sejumlah pengguna mengeluhkan terbatasnya jumlah cryptocurrency yang dapat diperdagangkan di Coinbase.
Sebenarnya, terdapat lebih dari 5.000 jenis altcoin. Altcoin adalah istilah untuk mata uang kripto selain Bitcoin.
Namun, Coinbase hanya memperdagangkan 50 jenis dari total tersebut. Salah satu altcoin yang populer namun tidak tersedia di Coinbase adalah Dogecoin.
Karena Coinbase hanya menawarkan sejumlah cryptocurrency yang terbatas, hal ini berpengaruh besar terhadap reputasi mata uang kripto, terutama yang baru terdaftar di platform.
Dilaporkan, rata-rata harga mata uang kripto yang baru terdaftar di Coinbase dapat meningkat hingga 91 persen dalam waktu lima hari.
Fenomena ini dikenal sebagai "Coinbase Effect," yaitu kondisi di mana nilai cryptocurrency melonjak tajam setelah terdaftar di Coinbase.
Coinbase, sebagai aplikasi dompet digital dan platform perdagangan berbagai mata uang kripto, resmi mencatatkan diri di bursa saham Nasdaq dengan kapitalisasi sebesar Rp 1.250 triliun.
Saat IPO, harga saham Coinbase dibuka pada angka 381 dollar AS per saham, setara dengan sekitar Rp 5,5 juta (dengan kurs Rp 14.600).
Harga sahamnya sempat mencapai 429 dollar AS (sekitar Rp 6,2 juta), namun kemudian turun hingga sempat berada di posisi 310 dollar AS (sekitar Rp 4,5 juta).
Meskipun mengalami penurunan, nilai saham Coinbase tetap berada di atas harga acuan yang ditetapkan oleh Nasdaq, yaitu 250 dollar AS (sekitar Rp 3,6 juta).
Pada penutupan hari Rabu, harga saham Coinbase tercatat 328,28 dollar AS (sekitar Rp 4,8 juta).
Dengan harga tersebut, kapitalisasi pasar Coinbase mencapai 85,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.250 triliun.
Sebelum melantai di bursa saham AS, Coinbase merilis laporan keuangan kuartal I-2021 yang mencapai 1,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 26 triliun, meningkat sembilan kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bersih juga dilaporkan naik dari 32 juta dollar AS (sekitar Rp 467 miliar) menjadi sekitar 730 juta dollar AS (Rp 10,6 triliun) hingga 800 juta dollar AS (sekitar Rp 11,6 triliun).
Jumlah transaksi pengguna bulanan pun meningkat dari 2,8 juta menjadi 6,1 juta dalam tiga bulan.
Pada tahun 2020, pendapatan Coinbase tercatat mencapai 1,28 miliar dollar AS (sekitar Rp 18,7 triliun), seperti dirangkum KompasTekno dari CNBC, Kamis (15/4/2021).
Sebagian besar transaksi di Coinbase adalah pembelian Bitcoin dan Ethereum, yang mencatatkan kenaikan rekor masing-masing lebih dari 800 persen dan 1.300 persen dalam setahun terakhir.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunlampung.co.id |
Penulis | : | Fidiah Nuzul Aini |
Editor | : | Fidiah Nuzul Aini |