Ketika orang Yahudi Eropa melarikan diri pada tahun-tahun Holocaust, populasi Yahudi tumbuh tajam.
Ditambah lagi mereka mendapat dukungan dari Barat, terutama Amerika Serikat yang saat itu di bawah pimpinan Harry Truman dengan gagasan mencari rumah untuk orang-orang Yahudi.
Pada tahun 1947, PBB yang baru dibentuk menyetujui rencana pembagian wilayah itu menjadi negara Yahudi dan Arab.
Orang-orang Palestina yang didukung oleh Suriah, Libanon, Yordania dan Mesir, menolak rencana tersebut karena itu artinya membuat mereka kehilangan separuh tanahnya.
Tetapi, para pemimpin Israel menyetujui rencana itu dan memilih untuk bergerak maju sendiri.
BACA JUGA Hadapi Gempuran Rudal Israel, Pemuda Palestina Gunakan Layang-layang Sebagai Senjata
Pada 14 Mei 1948, kelompok Zionis yang dipimpin oleh David Ben Gurion menyatakan jika Israel adalah sebuah negara.
Hal itulah yang kemudian membuat Perang Arab-Israel pecah untuk pertama kalinya pada hari berikutnya.
Pasukan Mesir kemudian mendirikan pangkalan di kota Gaza dan berusaha untuk mengusir Israel.
Saat itu mereka mengendalikan kota yang luasnya hanya 25 mil x 5 mil.
Ketika Mesir dan Israel mencapai gencatan senjata pada bulan Februari, batas-batas Jalur Gaza mulai dibuat dan tetap di bawah kendali Mesir.
Peraturan Mesir
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | Time |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |