Sadar akan posisinya yang rentan dan kenangan akan Holocaust yang masih segar, Israel kemudian membangun militer yang kuat dan terorganisasi dengan baik.
Pagi hari, pada 5 Juni 1967, Israel mengatisipasi sebuah langkah dari Arab yang baru saja menandatangani pakta pertahanan.
Israel kemudian meluncurkan serangan mendadak yang memusnahkan sebagian besar angkatan udara Mesir.
Hal ini membuat tentara negara-negara Arab rentan dan selama lima hari berikutnya memerangi Israel untuk memperluas wilayah mereka secara dramatis.
Setelah 2000 tahun pengasingan, semua situs suci Yudaisme sekarang berada di bawah Yahudi.
Beberapa politisi Israel memperingatkan bahwa ukuran Israel baru akan membuat konflik masa depan tak terhindarkan.
Tetapi orang-orang Yahudi tidak mengindahkan peringatan itu.
Israel pun mulai menempatkan pasukan di Gaza dan mulai membangun pemukiman di wilayah yang baru diduduki.
BACA JUGA Dapat Kiriman Pesan dari Gaza, Melly Goeslaw Rasakan Hal Ini!
Di Jalur Gaza, lebih dari 1 juta pengungsi ditinggalkan di bawah kekuasaan Israel.
Kekalahan itu membangkitkan semangat gerakan nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina.
Ketegangan Berkelanjutan
Pada 1993, PLO dan Israel menandatangani Perjanjian Damai Oslo.
Israel melepaskan kendali atas bagian-bagian Gaza dan Tepi Barat kepada pemerintah semi otonomi, Otoritas Palestina dengan imbalan kesepakatan untuk membendung kekerasan kelompok gerilya Palestina.
Termasuk Hamas yang telah terbentuk selama bentrokan sengit antara Palestina dan pasukan Israel di Gaza sejak 1987.
Tetapi Otoritas Palestina tidak dapat menghentikan serangan dan Israel tetap menolak untuk membongkar pemukiman yang tersisa.
Setelah pemilihan Hamas, Israel memberlakukan blokade darat, udara dan laut di jalur itu.
BACA JUGA Melly Goeslaw Dapat Pesan Pilu Dari Anak-anak di Jalur Gaza
Diperkirakan 80 persen dari 1,3 juta pengungsi Palestina di Gaza bergantung pada bantuan dan lebih dari setengah juta tinggal di kamp-kamp pengungsi.
Serangan roket sporadis dan serangan dari Hamas serta kelompok militan lainnya di Gaza telah dipenuhi dengan beberapa kampanye pemboman dan serangan darat dari Israel.
Ketegangan mulai bergejolak setiap tahunnya dalam minggu-minggu menjelang peringatan hari Nakba.
Dan tahun ini, pihak penyelanggara protes mengharapkannya menjadi yang terbesar dalam sejarah.(*)
Source | : | Time |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |