Andi membawa 12 krus, dan satu truk puso yang berisi 40 unit subwoofer, midhigh sebanyak 16 unit dan lowhigh 4 unit.
Selain itu sebuah truk puso sepanjang 8 meter dan setinggi 4 meter yang dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang dinyalakan saat takbir keliling malam hari.
"Kekuatan sound kami 165 ribu watt dan bisa didengar sampai radius 7 kilometer," jelas Andi.
Dia mengatakan, selama tiga tahun terakhir ikut acara adu sound system dan disewa oleh komunitas Pemuda Timur Pasar Komis Bagorejo Kecamatan Srono.
Selain karena disewa, kedatangannya ke acara itu juga untuk ajang silaturahmi dengan para pemilik sound system di Jawa Timur.
Baca juga : 5 Resep Minuman Segar Pendamping Sepiring Opor Ayam Saat Lebaran!
"Hampir sebagian besar yang disewa berasal dari luar Banyuwangi. Ada yang dari Sidoarjo, Malang, Surabaya. Semua pengusaha sound kumpul di sini," ujar Andi.
Setelah adu sound system, mereka akan takbiran hingga tengah malam, Andi bersama kru pulang ke Blitar.
Sementara itu Slamet Riyadi, salah satu panitia kegiatan menjelaskan tradisi takbiran menggunakan sound system sudah ada sejak tahun 1980-an.
Namun kebiasaan menggunakan sound system dengan kekuatan ribuan watt baru ada sejak tahun 2000-an.
"Saat saya masih muda tahun 80-an masih menggunakan sound system kecil-kecilan pakai gerobak atau mobil pickup. Tapi kemudian berubah seperti ini. Masing-masing komunitas pemuda mengeluarkan sound dengan sewa menggunakan uang sendiri," kata dia.
Baca juga : Sepakat Cerai, Ibnu jamil-Ade Maya Tetap Jaga Silaturahmi Saat Lebaran
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |