Ia mengatakan, mereka biasanya keliling takbir sendiri.
Beberapa tahun terakhir dikoordinir oleh panitia dan ada beberapa aturan yang harus di taati semua kelompok pemuda, salah satunya adalah selama takbiran keliling hanya diperbolehkan memutar takbir tidak boleh musik lain.
Selain itu para peserta dilarang mengkonsumsi minuman keras dan alkohol.
"Selain itu saat malam takbiran suaranya harus seperempat dari suara maksimal. Soalnya ada yang sampai kaca rumahnya pecah karena getaran suara. Nah maksimal suaranya ya dilakukan di adu sound siang hari ini. Kalau pas malam takbiranhanya diputar pelan" kata Slamet.
Baca juga : Saat Merayakan Lebaran, Cita Citata Menyiapkan Mental Sebelum Kumpul Keluarga
Ia mengatakan saat malam takbiran, semua peserta adu sound yang terdiri dari 40 truk puso akan berkeliling di desa Sumbersewu dan sekitarnya mulai jam 8 malam hingga tengah malam.
Kendaraan bermotor milik warga baik mobil dan sepeda motor akan ikut mengiringi puluhan truk puso di malam takbiran.
"Lebaran di Desa Sumbersewu ini sangat terasa sekali. Mungkin baru ada di desa sini, malam takbiran dirayakan dengan puluhan sound bermuatan ribuan watt," kata Slamet. (*)
Artikel ini juga tayang di Kompas.com dengan judul "Adu Sound System, Tradisi Warga Desa Sumbersewu Muncar Sambut Lebaran"
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |