Pada 1968, Kwok menulis sebuah esai ke New England Journal of Medicine tentang sindrom restoran China.
Dalam esai itu, Kwok menceritakan bagaimana dia mengalami mati rasa di bagian belakang leher yang menyebar hingga ke lengan dan punggung, lemas, dan berdebar-debar setiap kali makan di restoran China.
Ia sempat menduga bahwa penyebabnya adalah kecap dan anggur, tetapi kemudian pilihannya jatuh ada MSG yang digunakan sebagai bumbu pelengkap di restoran China.
Esai tersebut kemudian memantik berbagai penelitian ilmiah mengenai efek micin pada manusia dan hewan.
Amankah micin bagi kesehatan?
Efek berbahaya micin pada kesehatan pernah dibahas dr ivena di laman hellosehat.
Dalam penjabarannya, dr Ivena menyebut micin memiliki dampak yang buruk pada otak.
"Selama ini, efek samping mengonsumsi makanan yang mengandung MSG memang banyak dilaporkan terjadi pada sistem saraf di otak. Karena itu, MSG secara tidak langsung bisa membuat seseorang jadi ‘lemot’," tulisnya, Minggu (12/11/2017).
'Lemot' atau lemah otak adalah istilah yang dipilih dr Ivena untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif otak. Fungsi kognitif otak antara lain berpikir logis, mengambil keputusan, merekam informasi ke dalam ingatan, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi.
Lantas, apa hubungan penyedap rasa dengan kemampuan otak manusia?
Dokter Ivena mengatakan, otak memiliki banyak saraf yang bertugas menerima berbagai macam rangsangan. Saraf yang bertugas menerima rangsangan disebut reseptor yang terletak di hipotalamus otak.
"Nah, glutamat dalam penyedap rasa punya banyak reseptor yang ada di hipotalamus. Karena itu, efek kebanyakan glutamat di otak bisa membahayakan. Reseptor-reseptor dalam otak jadi terangsang secara berlebihan akibat kadar glutamat yang tinggi. Bila terus-terusan terjadi, alhasil aktivitas reseptor yang berlebihan malah bisa sebabkan kematian neuron," ujarnya.
Mendadak Catwalk, Fitri Tropica Bangga Berhasil Ajak sang Suami Tampil Jadi Model
Source | : | kompas,hellosehat.com,www.s.u-tokyo.ac.jp |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |