Akan lebih mudah mengubah perilaku, ketimbang mencegah masalah dari kebiasaan.
Jika masalahmu adalah sulit memfokuskan diri pada prioritas, cobalah pilih hal-hal yang paling penting untuk dilakukan.
( BACA JUGA :Pakai Korset Transparan Full Body, Penampilan Seksi Jessica Iskandar Jadi Sorotan!)
5. Beri ruang dalam dirimu untuk menerima penyesalan itu
Agar efektif berdamai dengan penyesalan, harus ada tindakan yang dilakukan untuk mengubahnya.
Merenungi kesalahan masa lalu nggak akan banyak membantu, tapi kamu juga sulit mengesampingkan rasa menyesal tersebut juga.
Cobalah pikirkan tentang sebuah penyesalan kecil.
Contohnya, ketika pernah meninggalkan sebuah benda penting di rumah ketika kamu bepergian.
Kondisi seperti itu membuat kamu mempersilakan diri untuk menerima penyesalan tersebut selama beberapa waktu.
( BACA JUGA :Di Pengadilan, Roro Fitria Ceritakan Asyiknya Ikuti Tari Poco-poco)
Ketika kamu merasa frustrasi dengan diri sendiri dan mengritik diri sendiri, perasaan itu akan secara alami hilang.
Namun, jika kamu memiliki penyesalan yang lebih besar, kamu mungkin membutuhkan beberapa minggu atau bulan hingga perasaan menyesal tersebut hilang.
Perasaan itu juga bisa hilang dan timbul kembali di waktu tertentu.
Pada dua kondisi tersebut, hal yang bisa dipelajari adalah: emosi harus bisa dimanfaatkan untuk membuat diri kita lebih baik.
Emosi bersifat datang dan pergi.
Ketika sebuah emosi bertahan lama dalam diri kita, biasanya hal ini karena kita terus-menerus "memberi makan" emosi tersebut dengan stimulasi tertentu.
Namun, jika tidak, maka emosi tersebut akan cenderung mudah pergi dan mudah untuk dihadapi. (*)
Inilah Wajah Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kantongi Rp500 Ribu, Mata dan Hidung Plek Ketiplek?
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Esti Ayu Hutami |
Editor | : | Irma Joanita |