Sementara itu, menurut Psikolog Anak Erfianne S. Cicilia, S. Psi, labelling sendiri merupakan suatu tindakan memberikan label atau ciri atas perilaku anak.
Misalnya saja ketika Moms mengatakan bahwa Si Kecil petakilan atau tidak bisa diam, atau lambat saat tengah bersiap ke sekolah.
Perilaku ini tentu memiliki dampak besar terhadap anak dari mulai efek jangka pendek hingga jangka panjang.
Lalu mungkin ada Moms yang penasaran, apakah tindakan ini bisa dilakukan untuk memotivasi anak?
Baca Juga : 4 Dampak Buruk yang Terjadi Jika Orang Tua Memaksa Anak Belajar Demi Nilai Bagus di Sekolah
Dalam acara Stop Labelling pada Anak #LovingNotLabelling dari Nakita.id pada 3 November 2018, Erfianne mengungkapkan pendapatnya terkait hal tersebut.
Menurutnya setiap ibu sebetulnya memiliki niat yang baik terkait perilaku labelling-nya.
"Sebetulnya tujuan ibu labelling itu pasti untuk hal baik kan Moms, tapi kita tetap tidak tahu proses dan pengalaman yang dialami anak," ujarnya.
Menurutnya setiap ibu sebetulnya memiliki niat yang baik terkait perilaku labelling-nya.
"Sebetulnya tujuan ibu labelling itu pasti untuk hal baik kan Moms, tapi kita tetap tidak tahu proses dan pengalaman yang dialami anak," ujarnya.
Menurutnya sampai seseorang bisa mengubah labelling menjadi motivasi untuk hidupnya, prosesnya cukup panjang.
Di sisi lain, menurut Coach Leader Hypnosis, Nunny Hersianna, otak manusia terdiri atas otak limbik yang bisa menyerap apapun informasi, baik yang positif maupun negatif.
Pada acara ini, Nunny Hersiana juga menjelaskan tentang Hypnotalk.
Baca Juga : Bella Shofie Ceritakan Kebiasaannya Saat Hamil Agar Miliki Bayi Tampan dan Berkulit Bersih
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta
Penulis | : | None |
Editor | : | Atikah Ishmah W |