Dicky mengungkapkan, gelombang kedua mempunyai masa jeda yang relatif jauh dengan puncak gelombang pertama, bisa memakan waktu sebulan atau lebih.
Seperti halnya di China, gelombang kedua terjadi karena adanya orang dari luar wilayah atau negara yang membawa virus dan menularkan kembali ke populasi yang lainnya.
Baca Juga: Khawatir Jadi Carrier Virus Corona, Haykal Kamil Pilih Tidak Menemui Orangtua
"Dalam kasus China diduga pembawanya adalah penduduk China yang kembali ke negaranya," ujar Dicky.
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, kini Singapura tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona pada beberapa minggu terakhir.
Dengan adanya gelombang dua ini, Singapura menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi di Asia Tenggara hingga saat ini dengan 6.688 kasus.
Lantas, bagaimana lonjakan kasus itu bermula?
Dari asrama pekerja migran lonjakan kasus virus corona terbaru di Singapura berkaitan dengan 323.000 pekerja migran yang tinggal di 43 asrama.
Masing-masing asrama dihuni lebih dari 1.000 orang, dan ada yang dihuni sampai 1.200 orang untuk asrama yang disediakan oleh pabrik.
Sebanyak 4.158 atau sekitar 63 persen kasus infeksi di Singapura berasal dari klaster asrama pekerja migran ini.
Mengutip dari SCMP, infeksi pekerja migran pertama kali dilaporkan pada 8 Februari 2020 dan menimpa seorang pria Bangladesh berusia 39 tahun yang bekerja di lokasi pembangunan Seletar Aerospace Heights.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Okki Margaretha |