Bagaimana tidak. Sehari sebelumnya sewaktu aku menengok Bapak ke rumah sakit, Bapak masih bisa membaca koran.
Bahkan aku masih sempat meladeninya makan buah pepaya.
Namun tentu saja bila setiap kali aku dan kakak-kakakku pergi menengok Bapak, Ibu tak pernah ikut serta.
Baca Juga: Nyembah Nyi Roro Kidul, Pasutri Asal Kudus Ngaku Bisa Gandakan Uang Hingga Tarik Warisan Soekarno!
Memang sepertinya antara Ibu dan Bapak telah ada suatu "perjanjian" meskipun aku tak tahu persis apa isi perjanjian itu.
Yang aku tahu persis, Ibu memang sama sekali tak mau bertemu muka dengan istri-istri Bapak.
Berzikir
Baca Juga: Selamat dari Kritis, Suami Soraya Haque, Ekki Soekarno Ucap Janji
Setibanya aku, kakak-kakakku dengan istri dan suaminya masing-masing di rumah sakit, tim dokter sedang berdiri mengerumuni tempat tidur Bapak.
Sementara aku dan kakak-kakakku belum diperbolehkan masuk ke kamar Bapak.
Setelah tim dokter meninggalkan Bapak, barulah aku masuk untuk melihat keadaan Bapak. Aku melihat Bapak mulai tidak sadar.
Sementara Ibu sendiri di Sriwijaya, begitu kami berangkat menuju rumah sakit, tidak henti-hentinya berzikir hingga akhirnya berita kematian Bapak sampai ke telinganya.
Nyesek, Abidzar Ternyata Sempat Jedotin Kepalanya ke Tembok Usai Tahu Uje Meninggal, Umi Pipik: Dia Nyalahin Dirinya
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |