Bahkan di lapangan terbang sewaktu pesawat mulai tinggal landas, ada yang histeris dan mengejar sambil tangannya menggapai-gapai badan pesawat.
Aku juga melihat di sepanjang jalan banyak orang mencucurkan air matanya.
Pesawat yang membawa jenazah Bapak kemudian mendarat di Malang. Perjalanan ke Blitar dilanjutkan dengan konvoi mobil.
Baru seminggu kemudian Ibu mau menengok makam Bapak.
Kalau Aku mengingat-ingat kembali saat-saat kepergian Bapak, sepertinya kejadian itu baru kemarin berlangsung.
Aku merasa benar-benar kehilangan Bapak dan seorang pemimpin.
Baca Juga: Kisah Miris Akhir Kepemimpinan Bung Karno, Hanya Minta Menu Sarapan Nasi dan Kecap pun Ditolak
Melihat pelayat yang seperti lautan manusia itu, aku teringat pesan Bapak.
"Semakin banyak orang mencintai kita, itu pertanda bahwa semakin banyak pula musuh kita."
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Seperti Tahu Hidup Suaminya Tak Akan Lama Lagi, Justru Fatmawati Tak Pernah Jenguk Bung Karno dari Sakit Hingga Ajal Menjemput, Ini Alasannya
(*)
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Puput Akad Ningtyas Pratiwi |