Secara psikologis, vaginismus bisa terjadi karena adanya trauma psikis sebelumnya yang berkaitan dengan kekerasan seksual.
Trauma tersebut bisa memicu untuk enggan melakukan hubungan seksual.
Bisa juga karena adanya rasa kurang percaya diri, atau tidak berhubungan seksual dalam jangka waktu yang panjang.
Itu bisa jadi menyebabkan kontraksi otot di sekitar vagina.
Ditegaskan oleh dr Yeni, faktor psikologis merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan pada penderita vaginismus.
"Karena perempuan dengan vaginismus akan sulit baginya untuk dapat melakukan penetrasi dengan siapapun atau dengan hal apapun. Merasa nyaman adalah kunci dari keberhasilan berhubungan seksual bagi seorang perempuan normal," ujarnya.
Gejala vaginismus
Menurut dr Yeni, banyak wanita yang tidak menyadari atau bahkan tidak menyangkal dirinya mengalami vaginismus.
"Memang tidak semua orang yang tidak bisa berhubungan seksual mengalami vaginismus. Tapi vaginismus bisa mengganggu keberlangsungan hubungan intim. Juga kita tahu tidak sedikit orang yang bercerai karena ketidak tahuan bahwa istrinya mengalami gangguan ini. Tapi ini bisa diobati sebenarnya," tuturnya.
Terdapat beberapa gejala vaginismus yang perlu diwaspadai:
· Sensasi panas seperti terbakar, dan rasa sesak yang sangat nyeri saat berhubungan seks.
Sempat Kena Skandal Elus Pundak Ayu Ting Ting, Rahasia Hubungan Andre Taulany dan Sang Biduan Terungkap
Source | : | Kompas.com,health.grid.id |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Nurul Nareswari |