Berbeda dengan chirixalus, Megophrys memiliki karakekter unik, dimana ujung moncong dan kelopak matanya termodifikasi menjadi tonjolan lancip (menyerupai tanduk).
Berudu dari marga megophrys juga memiliki karakter unik dimana mulutnya termodifikasi menjadi bentuk corong yang melebar.
Saat ini, 13 spesies Megophrys diketahui terdapat di Asia Tenggara, antara lain Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Filipina.
Kalimantan memegang rekor tertinggi – karena enam spesies diantaranya ditemukan di pulau ini.
Tak hanya itu, katak dari genus Megophrys juga memiliki keragaman morfologi yang samar.
Saat melakukan survei herpetofauna di seluruh jajaran Pegunungan Bukit Barisan Sumatera ditemukan populasi Megophrys Sumatera bagian selatan dengan kulit punggung halus yang secara morfologis mirip dengan M. montana dari Jawa dan populasi yang menyerupai kulit punggung M. parallela dari Sumatera bagian utara.
Kami menyelidiki status taksonomi dari dua populasi baru ini dan memperkirakan hubungan filogenetiknya.
Untuk kategori nematoda, Peneliti Zoologi menemukan dua jenis baru yaitu Vegeloides morowaliensis dan Spinicauda ciremaiensis.
Endang Purwaningsih, Peneliti Zoologi menjelaskan karakteristik fisik cacing parasit jantan Vegeloides morowaliensis yang ditemukan memiliki panjang 12,38mm.
Spesimen cacing yang ditemukan di Sulawesi dan Maluku ini memiliki anterior tip 6 bibir yang tebal, dua amfid dan empat buah papila kepala.
Kapsula bukal kecil, esofagus berbentuk gada. Deirid membulat dengan seta yang tipis. Gubernakulum dua buah, tidak sama bentuk, ukuran gubernakulum kiri 55 µm x 14 C; gubernakulum kanan berukuran 36 µm x 21 µm.
Spikula pendek berbentuk pisang dengan panjang 254 (230 – 283) µm. Papila ekor 8 pasang. Ekor tumpul, ujung membulat dengan mucron yang sangat tipis di ujungnya, panjang 52 (45– 60) µm.
Ngamuk Saat Tak Diberi Uang, Pengemis di Bogor Ini Malah Ketahuan Lagi Top Up: Ngegas Gak Dikasih
Penulis | : | Grid |
Editor | : | Okki Margaretha |