DANA SAWERAN
Lalu dibentuklah panitia kecil sekaligus mengumpulkan uang saweran yang saat itu terkumpul sebanyak Rp 100 juta.
Uang tersebut kemudian dikirimkan ke seorang ahli pembuat kapal tradisional di Takalar, Sulawesi sebagai uang tanda jadi.
“Jujur saja saat itu diantara kami tidak ada yang paham tentang kapal jadi dalam perjalanan waktu memang banyak kejadian-kejadian lucu,” timpal dr. Agus Harianto sambil tertawa.
Namun meski ide tersebut diwujdukan secara spontan tapi bukan berarti berjalan mulus. Dalam rentang waktu proses pembuatan itu penuh “drama” lantaran minimnya dana.
Karena tidak bisa memberi uang secara tunai maka timnya kadang cuma bisa mengirim uang sesuai dengan kebutuhan si pembuat kapal.
“Kadang si pembuat butuh 25 batang kayu, maka kita disini cari dana atau patungan untuk membeli uang sejumlah harga kayu tersebut,” kenang dr. Herni sambil tertawa.
Bahkan lanjut Pudjo, di tengah himpitan dana tersebut dr. Herni melakukan berbagai cara salah satu diantaranya menjual kaos bergambar RSTKA.
Kaos tersebut dijual di acara seminar-seminar di kampus kemudian sebagian keuntungannya dimasukkan ke dana Yayasan Kstaria Medika Airlangga, yayasan yang didirikan untuk mewadahi RSTKA.
“Pokoknya perjuangan tim ini benar-benar gila, mereka ini berdarah-darah untuk mewujudkan mimpi berdirinya RSTKA ini,” papar Pudjo sambil jelaskan bahwa salah satu tim yang bertugas blusukan mencari dana adalah dr. Henry Wibowo.
Baca juga: Ternyata Hamish Daud Sempat Puluhan Kali Masuk Rumah Sakit
Setelah tim bergerak kesana kemari, baik di internal kampus Unair maupun di berbagai perusahaan Pudjo agak sedikti lega mulai mendapat respon.
Diantaranya adalah dari Amirrudin, seorang bankir di Singapura yang ikut getol menggalang dana membantu pendanaan RSTKA.
“Padahal dia ini bukanorang Unair tetapi luar biasa supportnya,” tambah Pudjo.
Di tengah himpitan masalah dana datang Hariyanto, ketua Ikatan Alumni Fak Ekonomi Unair menjadi salah satu donatur.
“Saya menangis ketika Pak Hariyanto memberi kami uang Rp 1 milyar untuk membeli bahan-bahan untuk kapal,” cerita Pudjo yang tim semakin lega setelah menjelang kapal selesai pihak Unair ikut berpartisipasi membantu dengan membelikan mesin kapal.
DESAIN KAMAR OPERASI
Ruangan yang ada di dek selain disekat-sekat sekaligus dinding dan lantainya dipasang plastic vinyl agar kedap serta hygienis.
Untuk atap ruang operasi dipasang lampu khusus untuk menunjang aktivitas para dokter yang tengah melakukan operasi.
“Tata letak RSTKA ini kami setting layaknya di rumah sakit pada umumnya. Jadi ada kamar operasi, kamar pemulihan paska operasi, kamar ganti baju dokter, kamar obat dan lain-lain,” jelas dr. Agus sambil jelaskan harga kapal lengkap hingga peralatan medis di dalamnya senilai sekitar Rp 5 milyar.
Untuk kamar operasi dan ruang pemulihan lanjut Agus sengaja diletakkan di bagian dek paling bawah.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta