Tujuannya selain lebih tersembunyi dan tidak banyak orang hilir mudik sekaligus lebih stabil terhadap guncangan ombak.
Kesetabilan ini menjadi pertimbangan sebab salah satu tujuan keberadaan RSTKA ini memang terletak pada adanya kamar operasi.
Setelah RSTKA sempurna kemudian pada 25-29 Oktober dilakukan pre-launching dengan melakukan bhakti sosial kesehatan di Pulau Bawean dan berjalan sukses dengan melayani 499 pasien masyarakat setempat.
Bahkan karena kedatangan RSTKA tersebut rumah sakit di Bawean yang semula lama tidak beroperasi sekarang menjadi beroperasi melayani masyarakat umum.
Setelah sukses kemudian dilaunching secara resmi pada 11 Nopember 2017.
DAPAT MURI
Setelah sukses di Pulau Bawean kemudian dilanjutkan ke Pulau Kangean, Kalimas Surabaya serta terakhir pada Mei 2018 di Pulau Sapeken.
Diantara keempat ekspedisi kemanusiaan tersebut yang paling banyak pasien ketika di Pulau Sapeken, Sumenep, Madura.
Selama tiga hari menangani 1.602 orang pasien 240 orang diantaranya dilakukan operasi.
“Karena banyaknya pasien yang kami tangani akhirnya sampai dapat penghargaan dari MURI, RSTKA dianggap rumah sakit kapal yang paling banyak menangani pasien,” timpal dr. Henry sambil jelaskan karena banyaknya pasien maka tindakan medis dilakukan sampai larut malam.
Baca juga: Kisah Unik Pasangan yang Terlahir di Hari dan Rumah Sakit yang Sama
Yang membuat haru masyarakat begitu bahagia dan penuh semangat menerima kehadiran RSTKA ke daerahnya.
“Dokter Agus ini sampai berkaca-kaca saking bahagiannya RSTKA ini bisa membantu masyarakat pulau terpencil memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma,” tambah dr. Herni sambil tertawa.
Dokter Pudjo menguraikan ketika melakukan ekspedisi ke daerah RSTKA ini mendapat support dari berbagai bidang dokter spesialis.
Ketika ke Pulau Sapeken misalnya melibatkan 40 dokter spesialis mulai dari dokter bedah, anak, penyakit dalam, kandungan, mata juga dokter anestesi.
“Itu belum termasuk perawatnya,” kata Pudjo saking banyaknya dokter dan pasien yang ditangani di kamar operasi sampai himpit-himpitan karena sama-sama menangani pasien.
Pasien yang dilakukan operasi jenis sakitnya beragam, mulai hernia, katarak, bibir sumbing, kelahiran dengan bedah caesar, miom dan banyak lagi.
“Setelah dilakukan operasi pasien akan kita rawat dengan baik, atau kita rawat inapkan di Puskesmas setempat tetapi dengan pengawasan dari pihak RSTKA,” tambah Pudjo.
Saat ini pihaknya makin gembira karena Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia melalui sekjendnya dr. Adib Khumaidi, SpOT mendukung penuh keberadaan RSTKA dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Pudjo menjelaskan dalam ekspedisi ke teknisnya kapal bersama ABK berangkat terlebih dahulu kemudian tim dokter menyusul ke lokasi dengan jalan lewat darat atau udara.
Tujuannya selain efektifitas waktu kondisi fisik para tim medis juga harus tetap terjaga. “Kalau tim dokter ikut berlayar sampai ke lokasi tujuan bisa-bisa di lokasi tidak bisa melakukan operasi pasien karena pada mabuk laut semuannya,” kata Pudjo sambil tertawa.
PULUHAN DOKTER SPESIALIS
“Karena semua kita tanggung, pasien benar-benar gratis tanpa harus bayar sepeserpun,” papar Pudjo yang jelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh RSTKA ini bukan mengambil alih pekerjaan rumah sakit setempat tetapi melakukan yang belum bisa dilakukan oleh rumah sakit dimana pasien tinggal.
Sementara dr. Agus Harianto, yang cukup lama bertugas di kawasan Indonesia Timur menguraikan bahwa Indonesia sebagai Negara maritim dengan ribuan pulau maka sistem pelayanan kesehatan berbasis maritim harus diterapkan.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta