Luas wilayah dengan kondisi sosial masyarakat, pelayanan kesehatan dengan memanafaatkan transportasi laut merupakan salah satu solusi yang paling tepat.
“Sebenarnya apa yang dilakukan oleh RSTKA ini adalah tugas pemerintah, tetapi karena pemerintah belum melaksanakan dengan baik maka kami mencoba untuk berkontribusi sekaligus menjadi pemantik lembaga lain untuk melakukan hal yang sama,” imbuh Agus karena biaya operasional RSTKA cukup besar sehingga untuk menjalankan misinya menerima partisipasi masyarakat luas atau berbagai lembaga.
Kondisi kesehatan masyarakat pulau terpencil menurut Agus sangat memprihatinkan dan mereka seolah pasrah dengan keadaan.
Banyak penderita sakit tertentu tidak bisa ditangani oleh rumah sakit dimana mereka berada karena keterbatasan peralatan juga tenaga medis.
“Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan tidak ada masalah karena sarana lengkap. Tapi bagi mereka pengidap kanker yang tinggal di pulau terpencil ini masalah besar karena baik tenaga medis maupun saranannya tidak memadahi. Dari contoh ini kalau kita diam saja rasannya tidak fair, itulah salah satu kenapa RSTKA ini kami gagas,” imbuh Agus yang dalam kesempatan lain ingin sharing pada dr. Lie dari Jakarta yang terlebih dulu memiliki RS Terapung.
Selama ini menurut Pudjo, sebelum menuju lokasi ekpedisi berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempatuntuk mengetahui berapa jumlah pasien, jenis sakit dan sejauh mana tingkat kesulitannya.
Pendataan itu perlu dilakukan karena disesuaikan dengan kebutuhan alat kesehatan, jumlah tim medis sampai biaya yang harus dikeluarkan.
Sementara dr. Agus menguraikan bahwa kedepan RSTKA ini akan menjalin hubungan dengan dinas kesehatan atau pemerintah daerah tujuan.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta