Grid.ID - Tiga puluh satu tahun berlalu, namun sebuah tragedi kecelakaan kereta api masih jelas dalam ingatan.
Bagaimana suara tabrakan itu, suara jeritan bersahutan, serta darah berceceran di mana-mana.
Ya, 31 tahun lalu, tepatnya pada 19 Oktober 1987, sebuah peristiwa kecelakaan tragis yang melibatkan dua kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, terjadi.
Kelak di kemudian hari, orang mengenalnya dengan Tragedi Bintaro jilid I.
Sebab, 26 tahun kemudian atau tepatnya pada 9 Desember 2013, kecelakaan kereta api kembali terjadi di lokasi yang hampir berdekatan dengan Tragedi Bintaro I.
Inilah satu di antara musibah paling buruk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia, sekaligus menyita perhatian dunia.
Dirangkum dari wikipedia.org, peristiwa bermula dari kesalahan Kepala Stasiun Serpong memberangkatkan KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota ke Stasiun Sudimara.
Padahal saat itu, jalur KA di Stasiun Sudimara yang hanya punya tiga jalur, dua di antaranya sudah diisi kereta lain, yaitu KA Indocement yang akan berangkat ke Jakarta dan gerbong tanpa lokomotif.
KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota sampai di Stasiun Sudimara pukul 06.45 WIB dan sedianya akan bersilang dengan KA 220 Cepat Jurusan Tanah Abang-Merak di Stasiun Kebayoran.
Artinya, KA 220 harus mengalah dan menunggu di Stasiun Kebayoran.
Namun Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Kebayoran tidak mau mengalah dan tetap memberangkatkan KA 220.
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka