Saat KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota berangkat dari Stasiun Sudimara, padahal semestinya dilangsir di jalur 3, semua petugas di stasiun itu kaget.
Beberapa ada yang mengejar kereta itu menggunakan sepeda motor.
PPKA Sudimara, Djamhari, mencoba memberhentikan kereta dengan menggerak-gerakkan sinyal, namun tidak berhasil.
Dia pun langsung mengejar kereta itu dengan mengibarkan bendera merah.
Ironisnya, penumpang yang berada di atap kereta menyoraki Djamhari, bahkan ada yang tertawa-tawa.
Merasa sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, ia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung.
Namun kereta tetap melaju.
Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal semboyan genta.
2. Warga dan petugas sempat kewalahan mengevakuasi korban
Seorang warga setempat, Zainal, menjadi saksi hidup Tragedi Bintaro 1987.
Seperti dilansir Kompas.com, ia juga turut membantu mengevakuasi korban yang selamat dan tewas.
Saat itu, petugas dan warga sampai kewalahan mengevakuasi penumpang, karena terlalu banyaknya korban yang berjatuhan.
Kronologi Ricuhnya Demo Indonesia Gelap, Para Mahasiswa Ancam Bakal Demo Lagi Jika Pemerintah Tak Lakukan ini