Asia bercerita bahwa pada tahun 1997, Harvey mengundangnya ke hotel du Cap-Eden-Roc di Perancis dan mengatakan bahwa akan ada pesta terkait film yang dibintangi Asia.
Namun saat dirinya tiba, dirinya tidak melihat ada pesta, melainkan hanya seorang produser yang kemudian menuntunnya pergi ke kamar untuk menemui Harvey.
Sama seperti modus sebelumnya, Asia pun ditinggal sendirian bersama Harvey yang hanya mengenakan jubah mandi.
Harvey memaksa Asia untuk memijit dirinya, sembari mengancam bahwa dirinya dapat mengatur karirnya jika menolak. Meski demikian, Asia terus menolak dan berontak melawannya.
Namun tubuh Harvey yang lebih kuat darinya berhasil melucuti rok yang dikenakannya dan melakukan oral seks pada diri Asia yang tak berdaya.
Asia terus berontak dan akhirnya pura-pura pingsan dengan harapan Harvey akan menghentikan aksinya. Namun, hal tersebut justru membuat Harvey lebih beringas dan menodai dirinya lebih jauh lagi.
Setelah kejadian itu, Asia Argento terus dibayangi ketakutan terhadap Harvey dan anak buahnya. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai bertahun-tahun. Karir Asia di tangan Harvey pun berjalan cukup baik, bahkan sampai Asia akhirnya dapat menyutradarai dan menulis film berjudul Scarlet Diva. Bukan kebetulan bahwa isi cerita dari film tersebut berdasarkan dari pengalaman buruknya saat diperkosa Harvey.
Setelah Harvey menyadari hal tersebut, amarahnya pun membuat karir Asia Argento langsung meredup. Sehingga film xXx merupakan film terakhir dirinya di Hollywood sebagai pemain utama.
Asia Argento bersedia menjadi narasumber artikel New Yorker yang ditulis Ronan Farrow. Kesaksian Asia menjadi penguat tuduhan terhadap Harvey yang membuatnya dipecat.
Kesaksian yang membongkar kejahatan seksual Harvey
Ambra Battilana Gutierrez adalah seorang pemenang ratu kecantikan di Italia.