Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
PERHATIAN! Artikel ini mengandung pemberitaan yang menggambarkan kekerasan dan kejahatan seksual terhadap kaum wanita. Kebijakan dalam membacanya sangat disarankan.
Grid.ID – Baru-baru ini, dunia entertainment dikagetkan dengan dipecatnya Harvey Weinstein dari perusahaan miliknya sendiri.
Harvey adalah salah satu pendiri perusahaan Weinstein Company yang mengubah industri perfilman di Hollywood dengan film-film karyanya yang selalu menjadi langganan Oscar dan meraih kesuksesan Box Office.
Film seperti Pulp Fiction, English Patient, King Speech, Shakespeare In Love, dan ratusan film lainnya merupakan hasil produksi dari perusahaan ini.
(BACA: Mencengangkan! Ternyata Segini Harga Logo Terkenal Dunia! Ada yang 1,4 Triliyun)
Oleh karena itu, posisi perusahaan Weinstein Company di Hollywood merupakan salah satu yang terkuat dalam industri film dunia.
Lalu mengapa Harvey Weinstein yang merupakan pendiri dan CEO dari perusahaan ini bisa dipecat dari perusahaan besar di dunia film itu? Jawabnya ternyata sangat mengerikan.
Berdasarkan dari pemberitaan beberapa sumber, Grid.ID melaporkan bahwa Harvey Weinstein dipecat akibat menumpuknya kasus kejahatan seksual terhadap wanita yang melibatkan dirinya.
Awalnya adalah sebuah artikel dari New Yorker yang mengangkat berita kesaksian dari beberapa wanita yang pernah menjadi korban pelecehan sampai pemerkosaan yang dilakukan oleh Harvey.
Dari sana, efek bola salju pun bergulir. Semakin besar pemberitaannya, semakin banyak pula wanita yang berani maju untuk menyatakan kebenaran terhadap kejahatan seksual yang dilakukan mantan CEO Weinstein Company ini.
Beragam upaya hukum pun terjadi, baik dari pihak Harvey yang membantah semua tuntutan tersebut maupun dari pihak para korban yang berani maju menghadapi bos Hollywood ini.
Yang membuat kasus ini begitu mengerikan adalah betapa banyaknya orang yang terlibat dalam kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh Harvey.
(BACA: Bersitegang, Ternyata Seperti Ini Perbedaan Gaya Busana Ayu Ting Ting dan Luna Maya!)
Bukan hanya anak buah dari perusahaan Weinstein saja yang terlibat, melainkan juga banyak aktor maupun aktris papan atas Hollywood yang seakan menutup-nutupi kejadian tersebut atau pura-pura tidak mengetahuinya.
Sehingga bisa dibilang, kasus ini adalah kasus skandal terbesar Hollywood yang pernah terjadi!
Seperti apakah kisah kejahatan seksual yang dilakukannya? Inilah kesaksian beberapa wanita seperti yang dilansir dari New Yorker, New York Times, dan Eonline.
Kejahatan seksual yang dilakukan Harvey
Kejahatan yan paling mencolok adalah kejahatan dalam menyalahgunakan kekuatan dan posisinya di Hollywood untuk menjerat korban-korban wanita demi kepuasan seks.
Orang dengan posisi seperti Harvey Weinstein bisa dibilang sebagai orang yang akan menentukan karir seorang aktor maupun aktris.
Kekuatannya dalam industri film bisa menentukan nasib aktris wanita yang berkarir dalam dunia akting. Rekomendasi dari dirinya lah yang menentukan apakah sang wanita akan bermain dalam film yang diproduksinya.
(BACA: Kini Banyak Disukai Anak-anak, Ternyata Begini Sejarah Play Doh! Terbuat Dari Limbah Ini loh)
Dirinya juga memiliki kekuatan untuk menghancurkan reputasi seseorang dengan membeberkan gosip miring terkait aktris tersebut, karena dirinya juga sangat berpengaruh dalam media gosip yang bertebaran di Hollywood.
Kekuasaannya itulah yang membuat dirinya begitu ditakuti oleh semua orang yang bekerja di Hollywood.
Bukan hanya koneksi dan pengaruhnya saja yang kuat, melainkan juga penampilan fisik dirinya yang sangat mengintimidasi dan membuat orang pun segan berhadapan dengannya.
Karena semua pengaruh dan kekuasaannya itulah yang membuat dirinya seolah tak tersentuh dan bisa melakukan apa saja.
Termasuk dalam memaksakan kehendaknya ke para wanita yang menjadi korban seksualnya.
Cerita para korban kejahatan seksual
Jumlah orang yang ingin meraih sukses di Hollywood sangat banyak. Bahkan persentase kemungkinan seseorang untuk berhasil di Hollywood itu sangatlah kecil saking ketatnya persaingan di sana.
Bukan hanya kemampuan akting dan penampilan yang menarik untuk dapat terpilih di Hollywood, melainkan juga unsur keberuntungan.
Terlebih lagi bagi seorang wanita tak dikenal yang masih lugu dan baru di dunia ini.
Salah satunya adalah Lucia Evans. Pada tahun 2004 di sebuah klun di kota New York, Lucia dihampiri oleh Harvey dan menawarkannya pekerjaan sebagai aktris.
Lucia yang baru lulus sekolah pada saat itu memang bermimpi untuk menjadi aktris, sehingga meskipun dirinya pernah mendengar kabar miring tentang Harvey, Lucia tetap memberikan nomor teleponnya ke Harvey.
(BACA: Waduh, Ternyata Ini yang Akan Terjadi Jika Bumi Hanya Dihuni 100 Orang)
Tak lama, Harvey pun menelpon dan ingin segera bertemu dengannya. Lucia menolak, tapi setuju untuk datang ke kantor Miramax yang merupakan bagian dari Weinstein Company. Rencananya dirinya akan bertemu dengan para eksekutif untuk membicarakan proyek baru yang akan dikerjakannya.
Lucia datang ke kantor yang isinya penuh dengan karyawan. Dirinya pun dibawa ke dalam ruang meeting dengan para eksekutif yang juga merupakan seorang perempuan. Hal tersebut membuatnya rileks, sehingga ketakutannya pun sirna.
Namun saat dirinya bertemu dengan Harvey, para eksekutif yang menemaninya pun pergi dan meninggalkannya hanya berdua dengan bos Hollywood itu.
Awalnya mereka berbincang tentang acara Project Runway yang akan diproduksi olehnya. Pada pembicaraan itu, Harvey kerap kali memuji tapi sekaligus merendahkan dirinya dengan mengatakan bahwa Lucia harus mengurangi berat badannya, sehingga Lucia merasa dirinya begitu kerdil di hadapannya.
Lalu kemudian Harvey mulai meraba dirinya dan memaksa Lucia untuk melakukan oral seks dengannya. Dirinya pun melawan dan berontak. Namun, Harvey yang badannya lebih besar bisa memaksakan kehendaknya. Terlebih lagi karena sebelumnya mental Lucia juga sudah dibuat drop, sehingga Lucia merasa tak berdaya melawan kehendak Harvey.
Akhirnya dirinya menyerah, karena ketakutan terhadap pemaksaan, juga takut karena pengaruh Harvey di dunia Hollywood, sehingga dirinya pun menyerah dan menjadi korban pelampiasan nafsu si monster ini.
Akibat kejadian itu, Lucia mengaku trauma sehingga hasratnya untuk menjadi aktris pun sirna. Dirinya bahkan sampai tidak bisa makan karena rasa malu dan mengingat perkataan Harvey yang menyebutnya gendut.
Sekarang Lucia Evans adalah seorang penyanyi, dan sekarang dirinya mendapatkan keberanian untuk menceritakan semua kasus pemerkosaan yang dilakukan Harvey pada dirinya.
Kesaksian Asia Argento
Kebuasan yang dilakukan oleh Harvey tidak hanya dilakukan pada calon aktris wanita pendatang baru saja, melainkan juga pada aktris yang sudah mapan.
Aktris seperti Asia Argento juga menjadi sasaran nafsu birahi Harvey.
Asia Argento adalah seorang aktris berbakat yang sudah bermain dalam beberapa film di Italia. Dirinya masuk ke perfilman Amerika lewat perusahaan milik Weinstein. Pada tahun 2002, Asia bermain dalam film xXx yang juga dibintangi oleh Vin Diesel.
Namun sebelumnya di tahun ‘90an, Asia bertemu dengan Harvey Weinstein yang saat itu berjanji akan membuat karirnya sebagai aktris akan semakin melejit di Hollywood. Tak terbayangkan di pikiran Asia Argento sebelumnya bahwa di tahun ‘90an itu akan menjadi mimpi terburuknya.
Asia bercerita bahwa pada tahun 1997, Harvey mengundangnya ke hotel du Cap-Eden-Roc di Perancis dan mengatakan bahwa akan ada pesta terkait film yang dibintangi Asia.
Namun saat dirinya tiba, dirinya tidak melihat ada pesta, melainkan hanya seorang produser yang kemudian menuntunnya pergi ke kamar untuk menemui Harvey.
Sama seperti modus sebelumnya, Asia pun ditinggal sendirian bersama Harvey yang hanya mengenakan jubah mandi.
Harvey memaksa Asia untuk memijit dirinya, sembari mengancam bahwa dirinya dapat mengatur karirnya jika menolak. Meski demikian, Asia terus menolak dan berontak melawannya.
Namun tubuh Harvey yang lebih kuat darinya berhasil melucuti rok yang dikenakannya dan melakukan oral seks pada diri Asia yang tak berdaya.
Asia terus berontak dan akhirnya pura-pura pingsan dengan harapan Harvey akan menghentikan aksinya. Namun, hal tersebut justru membuat Harvey lebih beringas dan menodai dirinya lebih jauh lagi.
Setelah kejadian itu, Asia Argento terus dibayangi ketakutan terhadap Harvey dan anak buahnya. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai bertahun-tahun. Karir Asia di tangan Harvey pun berjalan cukup baik, bahkan sampai Asia akhirnya dapat menyutradarai dan menulis film berjudul Scarlet Diva. Bukan kebetulan bahwa isi cerita dari film tersebut berdasarkan dari pengalaman buruknya saat diperkosa Harvey.
Setelah Harvey menyadari hal tersebut, amarahnya pun membuat karir Asia Argento langsung meredup. Sehingga film xXx merupakan film terakhir dirinya di Hollywood sebagai pemain utama.
Asia Argento bersedia menjadi narasumber artikel New Yorker yang ditulis Ronan Farrow. Kesaksian Asia menjadi penguat tuduhan terhadap Harvey yang membuatnya dipecat.
Kesaksian yang membongkar kejahatan seksual Harvey
Ambra Battilana Gutierrez adalah seorang pemenang ratu kecantikan di Italia.
Pada bulan Maret tahun 2015, dirinya bertemu dengan Harvey di acara radio yang diproduseri oleh Harvey. Di sana, Harvey mengatakan bahwa Ambra mukanya mirip dengan Mila Kunis.
Pihak agensi Ambra pun mulai mendapat kiriman e-mail dari kantor Harvey yang ingin mengadakan pertemuan bisnis dengan segera. Ambra pun memenuhi undangan tersebut, dengan harapan dirinya dapat meraih sukses di Hollywood lewat jasa Weinstein Company.
Lagi-lagi sama dengan modus sebelumnya, setelah sebelumnya ditemani oleh eksekutif wanita, Ambra pun mendapati dirinya hanya berduaan dengan Harvey.
Dirinya pun mengalami pelecehan seksual dari Harvey, di mana Harvey meraba payudara Ambra dan berusaha untuk membuka roknya.
Ambra berontak dan melawan usaha Harvey untuk menggerayangi dirinya.
Kali ini Harvey yang menyerah, dan memberikannya tiket Finding Neverland yang diproduserinya dan mengatakan bahwa dirinya akan menemui Ambra di sana, sembari mengingatkan Ambra bahwa dirinya sangat berpengaruh di Hollywood.
Namun, Ambra malah memberanikan dirinya untuk pergi ke kantor polisi dan melaporkan pelecehan yang dilakukan Harvey sebelumnya. Saat berada di kantor polisi divisi khusus korban pelecehan dan pemerkosaan, Ambra menerima telepon dari Harvey yang murka karena Ambra tidak menemuinya di bioskop.
Telepon tersebut turut diperdengarkan ke polisi dan Ambra pun diberikan penyadap untuk merekam semua pembicaraan yang akan dilakukannya dengan Harvey.
Pada pertemuan tersebut Ambra berhasil memancing Harvey untuk mengaku bahwa dirinya melakukan pelecehan terhadap Ambra. Bukan hanya itu, Harvey pun terekam saat mengancam dan memaksakan dirinya untuk memerkosa Ambra.
Dengan bukti rekaman tersebut, Ambra dan kepolisian pun berusaha untuk menjerat Harvey dengan hukum.
Namun, kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki oleh Harvey terlampau kuat. Sehingga kasus tersebut sempat gantung di pengadilan tanpa ada kejelasan.
Di saat yang bersamaan, tabloid dan media gosip pun menghajar reputasi Ambra dan mengaitkan dirinya dengan kasus lain yang melibatkan Perdana Menteri Italia saat itu, Silvio Berlusconi. Akibatnya kredibilitas Ambra pun menjadi hancur.
Kalau bukan karena artikel New Yorker, dan kesaksian berikut ini. Maka Harvey sudah pasti akan lolos dari perbuatannya.
(BACA: Terlihat Sederhana, Ternyata Produk Makeup Nagita Slavina Sehari-hari Nggak Sembarangan loh!)
Akhirnya, kesaksian yang membongkar semuanya
Kesaksian yang membongkar perilaku Harvey justru berasal dari perusahannya sendiri.
Pada tahun 2014, ada sebuah aduan ke bagian HRD Weinstein Company yang diajukan oleh seorang asisten bernama Emily Nestor.
Emily Nestor mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari Harvey langsung pada hari pertama dirinya bekerja di Weinstein Company.
Di hari pertamanya, Emily dikatakan oleh rekan sekerjanya sebagai ‘seleranya’ Harvey. Benar saja, pada saat Harvey datang ke kantor, dirinya langsung tergiur sewaktu melihat Emily.
Harvey pun langsung mengajaknya untuk menemaninya minum malam itu, namun Emily berusaha keras untuk menolaknya. Namun karena Harvey terus memintanya dengan gencar, akhirnya Emily menyanggupi untuk menemani minum tapi hanya di pagi hari sebelum kantor mulai. Dengan harapan Harvey akan keberatan.
Namun, di luar dugaannya, Harvey menyanggupinya sehingga Emily tidak bisa lagi menghindar. Emily pun terpaksa datang ke ruangannya, bahkan Emily sengaja berpakaian serba tertutup agar dapat mencegah kejadian yang tak diinginkan.
Hal tersebut tidak menghentikan Harvey untuk menggerayanginya, meskipun Emily sudah berusaha sekuat tenaga untuk berontak.
Harvey malah sesumbar bahwa dirinya sudah menyetubuhi banyak wanita di dunia perfilman Hollywood, bahkan tidak sedikit yang kemudian menjadi aktris terkenal.
Pada saat Emily sudah hampir menyerah, tiba-tiba Harvey mendapat telepon. Telepon tersebut membuatnya murka dan lupa dengan Emily. Kesempatan tesebut diambil Emily untuk segera kabur dari ruangan tersebut.
Sekeluarnya dari sana, Emily langsung mengajukan komplain ke HRD. Sayangnya, tidak ada satupun orang HRD yang berani menindaklanjuti kasus tersebut.
Sehinga aduan komplain tersebut hanya menumpuk di arsip HRD perusahaan tersebut.
Akibat kejadian tersebut, Emily pun langsung mengundurkan diri dan tidak berminat untuk meneruskan karir di Hollywood.
Namun, arsip komplain tersebut menjadi krusial. Karena seiring dengan munculnya kasus ini ke permukaan berkat artikel New Yorker tersebut, pihak kepolisian yang menangani kasus Ambra pun melakukan penggeledahan di kantor Weinstein Company.
Di mana mereka menemukan aduan komplain dari Emily Nestor tersebut. Sehingga mereka menemukan bukti yang lebih memberatkan Harvey.
Para aktris terkenal pun memberanikan diri
Setelah kasus ini muncul ke permukaan, akhirnya semakin banyak pula para korban yang memberanikan diri untuk mengadu bahwa mereka menjadi korban pelecehan ataupun pemerkosaan oleh Harvey.
Sebut saja Ashley Judd, Ross McGowan, Mira Sorvino, Gwyneth Paltrow, sampai Angelina Jolie mengatakan bahwa mereka menjadi korban Harvey.
Berdasarkan kesaksian dari 13 wanita yang menjadi korban Harvey Weinstein, akhirnya kasus ynag dibawa menjadi lebih kuat.
Para wanita ini terdiri dari gabungan aktris, karyawan, maupun orang di dalam industri perfilman Hollywood yang dijamah Harvey.
Tidak berhenti di situ saja, para korban yang tadinya diam karena takut ataupun karena dibayar oleh Weinstein pun akhirnya semakin banyak yang angkat bicara.
Hal tersebut memaksa tiga pejabat tinggi di perusahan Weinstein Company untuk mengundurkan diri. Dan tak lama kemudian, Harvey Weinstein pun dipecat dari perusahaan yang didirikannya.
Selanjutnya, Harvey Weinstein harus bertanggung jawab terhadap kejahatan yang dilakukannya. Dirinya bisa menghadapi tuntutan penjara sampai belasan tahun.
(BACA: Setelah Bulan Madu, Ternyata Segini Harga Busana Nyentrik Raisa Saat Tampil Perdana di TV)
Efek besar terhadap dunia perfilman Hollywood
Kasus ini tentunya bagaikan membuka luka lama yang sudah membusuk, sehingga semua kebusukan di dalam industri ini pun muncul ke permukaan.
Banyak tokoh yang mempertanyakan mengapa kejahatan selama puluhan tahun ini bisa dibiarkan terjadi? Mengapa seorang produser film bisa demikian menorehkan ancaman ketakutan sehingga tidak ada yang berani melawannya?
Dan pertanyaan yang paling penting adalah: siapa lagi yang terlibat?
Aktris seperti Jennifer Lawrence mengatakan bahwa ada lebih banyak lagi korban yang tidak berani bicara karena takut namanya ternoda.
Bahkan Rose McGowan menuduh aktor pria seperti Matt Damon, Ben Affleck, Casey Affleck, dan Russel Crowe dalam menutup-nutupi dosa Harvey Weinstein.
Yang pasti, kasus ini akan membawa perubahan di dalam industri perfilman Hollywood.
Semoga ke depannya, praktik seks di industri entertainment bisa diakhiri. (*)