Tetapi status ‘keren’ dalam ajang Asian Games 2018 tidaklah menjadi hal yang utama yang mereka incar.
BACA JUGA : Sebelum Rilis Album Instrumental, Dewa Budjana Bakal Tur Musik ke Lima Kota Ini
“Cerita sukanya, aku punya temen-temen banyak banget. Kemudian baik-baik kalau misalnya sholat nanti gentian sama yang lain. Jadi saling mendukung,” ungkap Rina Nur Hasanah, volunteer ticketing, satu di antara 13.000 volunteer perwakilan Bandung.
Meski merasa senang dan bahagia karena bertemu banyak orang yang menyenangkan, serupa dengan kehidupan di dunia ini bahwa tak semua orang memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan.
Ada beberapa orang yang memiliki watak menyebalkan, amarah dan emosional.
Hal ini pasti diakui banyak orang, terlebih bila orang-orang seperti itu sedang berada dalam kondisi lelah dan terdesak.
“Dibentak-bentak orang, karena dia ngotot pengen masuk lewat pintu akreditasi,” ujar Rina menceritakan nasib kurang beruntungnya bila bertemu penonton atau orang yang wataknya bisa dibilang menyebalkan atau bahkan nyolot.
Ya, tapi itulah risiko mereka, sebagai pelayan masyarakat di Asian Games 2018.
Tak heran bila mereka sempat menangis bahkan ingin menyerah karena kuar biasa memang melayani banyak kepala hanya dengan satu mulut, satu kepala, satu hati bahkan satu otak yang belum tentu bisa diajak berpikir jernih.
“Sampai pernah saya nangis karena enggak kuat mentalnya,” tambah Rina sembari mengingat masa sulit itu.
Hal ini tentu nantinya jadi pelajaran berharga bagi mental Rina juga bagi kehidupan Rina mendatang saat ia melayani orang-orang atau masyarakat di luar sana.
Selain Rina, kebahagiaan juga diungkapkan Muhammad Robbi Fadillah.
Source | : | nakita |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |