Setelah makan saya diajak Gunawan kerumah dinas yang dia tinggal bersama kawanya satu angkatan.
Saya izin numpang tinggal dan mereka welcome.
Besok paginya saya diajak berjalan oleh Gunawan naik sepeda motor menuju perbatasan di Sota.
Sebelumnya sempat mampir di tempat orang tuanya Gunawan yang sudah 11 tahun hidup disana dan berjualan bakso.
Sempat merasakan bakso yang enak ini yang duduk di warung ini beragam jenis profesi orang. Orang papua, militer, karyawan suka dengan rasa bakso orang tua gunawan bahkah ada yang tahunan menjadi pelanggan di warung ini.
Setelah mencicipi bakso dan ngobrol dengan orang tua gunawan dia mengantarkan saya menuju titik o merauke-sabang.
Tidak ada yang bisa saya ucapkan, hanya ucapan syukur kepada Tuhan bahwa saya berdoa untuk perjalanan ini sudah cukup bagi saya.
Sempat berfoto dan menikmati bagian perbatasan ini hingga kembali ke warung orang tua gunawan.
Beberapa saat istirahat dan kemudian gunawan mengajak saya kembali pulang me merauke kota.
Di dalam perjalanan banyak pemandangan sarang semut yang menjadi khas merauke dan beberapa kondisi jalanan yang sedang dalam perbaikan.
Setelah sampai malam di merauke kota saya sempat berfikir untuk selesai sudah perjalanan ini dan pikiran rencana pulang ke bali dan memulai hidup biasa saja tidak mengembara lagi. Kemudian ada kapal pelni dan rencana mengingat memory untuk naik kapal.
Berhubung satu minggu hanya sampai kupang jadi saya putuskan memesan pesawat saja. Tiket dari merauke sangat mahal menuju Bali jadi saya harus tertahan 4 hari lagi disini dan setelah itu pulang ke bali.
Selama beberapa hari disini saya sangat beruntung diajak Gunawan menikmati sunset indah diujung timur Indonesia dan malamnya menikmati bulan purnama.
Saya rasa lebih dari cukup perjalanan ini dikarenakan hanya impian saya titik 0 tapi malah diberikan pemandangan yang luar biasa.
Gunawan salah satu orang di dalam letting kepolisian ini yang rela menjadi Saudara Saya saat ini Merauke.
Pertemuan dan pertemanan ini oleh hubungan baik yang terjalin dengan saudara Okto yang bekerja sebagai korps Brimob di perbatasan Atambua Timor Leste.
Dulu perjalanan 2015 saya finish di sana dan kenal dengan kawan ini dan sekarang dia membantu menyelesaikan perjalanan ini dengan kenalannya satu angkatan di kepolisian di Merauke.
Okto menjamin dirinya untuk saya diterima di Merauke lewat Arif satu letting NTD dengan dirinya di Nusantara. Arif sedang dinas ke pedalaman Merauke sehingga di rekomendasi Gunawan adik tingkatnya untuk menerima Saya di Merauke.
Singkat cerita Saya bermodal Jujur dan Berani menyampaikan maksud dan tujuan saya akhirnya saya di terima.
Satu minggu saya di Merauke tinggal di rumah dinas jl. Trikora Merauke. Di situ saya mulai menanam kepercayaan dan sikap berbagi dengan Gunawan.
Bahwa saya hanya ingin menyelesaikan Ego. Gunawan memiliki jiwa yang dewasa sehingga setiap Kita berdiskusi selalu nyambung.
Pertemuan kami memang singkat tapi yang dilakukan satu sama lain punya kejujuran dan ketulusan dalam berbagi.
Terima kasih S440dara untuk satu Minggu di Merauke ini. Engkau membuat diri saya yakin bahwa frekuensi itu memang sudah di atur alam ini, termasuk bertemu dengan dirimu, keluargamu di sota lewat Bapakmu memberikan wejangan yang sungguh luar biasa.
Gunawan juga rela mau mengantarkan berkelana di Merauke walaupun saya tidak meminta tapi kesadaranmu sungguh luar biasa S440daraa. Kesimpulan saya kita bersaudara Sabang - Merauke
"Tapi ingat dimana dirimu dilahirkan, Dimana posisi dirimu hidup mencari makan. Semuanya patut dipikirkan Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" Bapak Gunawan berpesan.
Terima kasih Alam Semesta untuk memberikan Saya kesempatan untuk menyelesaikan perjalanan ini.
Akhir kata pelajaran 3 tahun perjalanan ini Sabang-Merauke mengalami banyak sekali dilema.
Tapi kata-kata dari sebuah film inspirasi saya, In to The Wild “KEBAHAGIAAN AKAN NYATA KETIKA KAMU BERBAGI”
Berbagi yang kamu mampu bukan segalanya tentang uang.
Tentang pengalaman, profesi, canda hiburan apapun itu.
Ujung timur Indonesia Merauke .
Salam Pengembara