Pokoknya pekerjaan ini ada risikonya dan harus dijalani karena untuk 10 wawancara ini saya mendapatkan 500.000.
Saya bisa menyeberang ke Bitung dan lanjut ke Gorontalo.
Setelah pekerjaan selesai saya dapat gaji melanjutkan perjalanan menuju Bitung dengan kapal ferry.
Sampai di Bitung, saya langsung mencari bus sampai ke Manado.
Di Manado, adik tingkat saya membantu untuk menjamin bisa tinggal di kampus dan tidur bersama Edwin Tumoka, anak Ukm artsas serta dikenalkan dengan ketuanya.
Di sana berasa seperti mahasiswa ruang Ukm ini sangat pojok dan kadang ada mahasiswi dan mahasiswa Universitas Sam Ratulangi Manado yang lewat sehingga kopi pahit ini terasa manis dan mengingat masa kuliah.
Perjalanan kembali dilanjutkan menuju Gorontalo, saya kontak Rahmat, teman saya.
Tas digunakan sangat besar jadi lebih enak menggunakan bus menuju ke sana sehingga nyaman.
Bus perjalanan menuju gorontalo berangkat pagi dan tiba sore hari di sana.
Sampai disana, keluarga kawan saya ini sangat baik memberikan kamar AC sehingga saya bener-bener break di Gorontalo, di rumah kawan saya, Rahmat.
Seperti biasa ada saja yang bertemu dengan saya, kali ini amanya Fahri, salah seorang anak muda yang bekerja di pertamina dan kos di sini.
Baca Juga : Menyusuri Jejak Langkah Sang Pengembara (2)